Di sebuah gubuk di seberang tempat pembuangan sampah, Mbah Sriah (75) tinggal bersama dengan empat ekor kucing. Apuk, Manis, Sireng, dan Penceng, nama keempat kucing itu, sudah dianggap selayaknya anak sendiri.
"Suami sudah meninggal. Empat anak mbah juga sudah meninggal semua. Ada yang sakit dan ketabrak," ujar warga Purwodinatan Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jateng, itu pada Rabu (9/9).
"Suami sudah meninggal. Empat anak mbah juga sudah meninggal semua. Ada yang sakit dan ketabrak," ujar warga Purwodinatan Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jateng, itu pada Rabu (9/9).
Nenek itu mengaku sudah tinggal di gubuk berukuran 1 x 2 meter di seberang Tempat Pembuangan Sampah Petudungan itu lebih dari 30 tahun. Gubug itu terlihat menempel dengan salah satu ruko. Untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya, ia mengandalkan dari hasil memulung.
"Sehari untuk makan mbah sama kucing habis Rp 40.000. Mbah makan dua kali sehari saja, yang penting kucing mbah bisa makan," tuturnya Di depan gubuk itu, terlihat sebuah ember hitam untuk tempat minum kucing-kucingnya. "Mbah sudah suka hewan sejak dari kecil, punya 4 kucing tapi kalau di jalan suka nemu kucing lain pasti mbah kasih makan jadi mungkin jumlahnya puluhan," ceritanya.
Warga setempat Slamet (60) menjelaskan, Mbah Sriah sudah tidak bisa berjalan sejak tiga tahun yang lalu. "Dulu pernah jatuh dan cuma dipijat sampai akhirnya ndak bisa jalan sampai sekarang, ngesot jalannya," kata Slamet.
Meski begitu, Mbah Sirah tak pernah mengeluh. Ia terlihat seperti pribadi yang periang yang suka memberi makan kucing-kucing. Bahkan ia heran dengan keadaan itu. "Iya kaki sudah tidak bisa jalan. Dulu jatuh tapi tidak pernah diobati. Kalau pegal paling diurut pakai minyak," ujar Mbah Sriah.
Meski hidup serba kekurangan, Mbah Sriah mengaku betah dan tidak ingin dipindahkan dari tempatnya tinggal. "Ndak mbah ndak mau pindah. Mau disini saja sampai mati, sama tetangga yang sudah mbah anggap saudara dan kucing-kucing mbah," pungkasnya.
"Sehari untuk makan mbah sama kucing habis Rp 40.000. Mbah makan dua kali sehari saja, yang penting kucing mbah bisa makan," tuturnya Di depan gubuk itu, terlihat sebuah ember hitam untuk tempat minum kucing-kucingnya. "Mbah sudah suka hewan sejak dari kecil, punya 4 kucing tapi kalau di jalan suka nemu kucing lain pasti mbah kasih makan jadi mungkin jumlahnya puluhan," ceritanya.
Warga setempat Slamet (60) menjelaskan, Mbah Sriah sudah tidak bisa berjalan sejak tiga tahun yang lalu. "Dulu pernah jatuh dan cuma dipijat sampai akhirnya ndak bisa jalan sampai sekarang, ngesot jalannya," kata Slamet.
Meski begitu, Mbah Sirah tak pernah mengeluh. Ia terlihat seperti pribadi yang periang yang suka memberi makan kucing-kucing. Bahkan ia heran dengan keadaan itu. "Iya kaki sudah tidak bisa jalan. Dulu jatuh tapi tidak pernah diobati. Kalau pegal paling diurut pakai minyak," ujar Mbah Sriah.
Meski hidup serba kekurangan, Mbah Sriah mengaku betah dan tidak ingin dipindahkan dari tempatnya tinggal. "Ndak mbah ndak mau pindah. Mau disini saja sampai mati, sama tetangga yang sudah mbah anggap saudara dan kucing-kucing mbah," pungkasnya.
Related Post =