Menyadur dari Psychology Today, peneliti Rebecca Evans dari University of Liverpool di Inggris dan timnya menggunakan model psikopati yang populer pada manusia: Model Psikopati Triarkis oleh Patrick et al. (2009).
Model tersebut mengasumsikan bahwa psikopat memiliki tiga ciri utama:
Model tersebut mengasumsikan bahwa psikopat memiliki tiga ciri utama:
k1. Keberanian: Psikopat seringnya kebal terhadap stres dan menunjukkan tingkat ketakutan yang rendah dalam situasi yang seharusnya membuat orang merasa ketakutan. Tidak seperti orang lain, psikopat bahkan tidak menghindari situasi menakutkan seperti itu.
2. Disinhibisi (perilaku yang tidak biasa): Psikopat tidak dapat mengendalikan emosi dan dorongan mereka sebagaimana orang lain melakukannya dan lebih cenderung bertindak berdasarkan impuls mereka, bahkan jika mereka tidak dapat diterima secara sosial.
3. Kejahatan: Psikopat tidak bisa merasakan empati ketika melihat orang lain sedih atau kesakitan (persis seperti di kisah-kisah psikopat yang biasa kita dengar). Bagi mereka tidak masalah untuk menyakiti orang lain dengan darah dingin untuk mencapai tujuan mereka.
Nah, hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa tiga aspek psikopat pada manusia yang disarankan dalam Triarchic Model of Psychopathy tersebut dapat diterapkan pada kucing juga.
Kelakuan Kucing
Kucing dapat menunjukkan ciri pertama, keberanian, misalnya, kucing suka memanjat pohon atau rumah yang sangat tinggi tanpa menunjukkan rasa takut, lalu disinhibisi misalnya, kucing tidak mematuhi perintah seperti tidak melompat ke meja dan memakan makanan pemiliknya ketika disuruh tetap duduk diam, dan kekejaman, ttanpa alasan, kucing menjadi agresif kepada pemiliknya, atau hewan lain.
Hubungan Kucing dengan Pemiliknya
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa tidak semua aspek psikopat pada kucing dapat berarti negatif bagi hubungannya dengan pemiliknya, lho. Meskipun kekejaman (misalnya, menjadi agresif kepada pemilik) dan keberanian (misalnya, menunjukkan perilaku berbahaya seperti memanjat pohon yang tinggi) dapat memprediksi hubungan yang kurang baik antara pemilik dengan kucingnya.
Namun, sebaliknya, ketidakramahan dan disinhibisi hewan peliharaan (misalnya, si kucing tidak suka dengan hewan peliharaan lain yang disayang di rumahnya) dapat memprediksi hubungan yang lebih baik dengan pemiliknya.
Nah, buat kamu pemilik kucing, apakah kamu mendapati kelakuan-kelakuan aneh tersebut pada kucing-mu? Meskipun tidak semua ciri-ciri psikopat pada kucing itu negatif, tetapi kamu perlu waspada jika itu menunjukkan hubunganmu yang kurang baik dengan hewan peliharaan itu.
Dengan mengetahui gejala di atas, kamu dapat memperbaiki hubungan dengan kucing jika sekiranya itu diperlukan dan selagi bisa.
Kucing Keras Kepala Cenderung Psikopat Bila Mereka Manusia
Kucing yang keras kepala punya kecenderungan psikopat bila mereka manusia. Fakta yang mungkin menakutkan, bukan? Tapi, itulah hasil studi peneliti dari University of Liverpool dan Liverpool John Moores University yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality edisi Desember.
Mereka mensurvei pemilik hewan peliharaan untuk menilai tingkat psikopati kucing mereka, yang didefinisikan berdasarkan standar psikologis manusia .Mengutip New York Post, peneliti mengungkapkan, sebagian besar kucing masuk dalam spektrum psikopati pada konsep psikopati “triarkis”.
Konsep ini menggunakan tingkat keberanian, kekejaman, dan rasa malu untuk mengukur gangguan kejiwaan pada orang. Peneliti menyiapkan 46 pertanyaan untuk 549 peserta survei. Pemilik kucing diminta untuk menilai kucing mereka melalui pernyataan, di antaranya:
Tanggapan didokumentasikan pada skala lima faktor, dari “Tidak menggambarkan kucing saya” hingga “Menggambarkan kucing saya dengan sangat baik.” Selain itu, para peneliti menambahkan ketidakramahan manusia dan ketidakramahan hewan peliharaan ke skala mereka untuk menciptakan Cat Triarchic Plus, alat untuk mengukur psikopati kucing.
Peneliti Rebecca Evans kepada Vice’s Motherboard mengatakan, survei ini terilhami dari kucing peneliti. “Secara pribadi, saya juga tertarik bagaimana persepsi pemilik tentang psikopati pada kucing mereka dapat memengaruhi hubungan pemilik kucing,” lanjut Evans.
Dia mengatakan, kucingnya yang bernama Gumball mendapat skor relatif tinggi pada skala disinhibisi, yang berarti dia bisa sangat vokal, mencari kedekatan, dan bersemangat.
Rekan Evans, Minna Lyons, yang memproklamirkan diri sebagai ‘penggila kucing, mengakui Axel, kucingnya yang ‘berani’ dan suka mencuri makanan tetangga, punya tanda-tanda psikopat.
Fakta bahwa banyak kucing berada pada spektrum psikopati mungkin disebabkan oleh sifat kebinatangan mereka, kata para peneliti dalam pernyataan.
“Kemungkinan semua kucing memiliki unsur psikopati karena pernah membantu leluhur mereka dalam hal memperoleh sumber daya, misalnya, makanan, wilayah, dan peluang kawin,” kata Evans.
2. Disinhibisi (perilaku yang tidak biasa): Psikopat tidak dapat mengendalikan emosi dan dorongan mereka sebagaimana orang lain melakukannya dan lebih cenderung bertindak berdasarkan impuls mereka, bahkan jika mereka tidak dapat diterima secara sosial.
3. Kejahatan: Psikopat tidak bisa merasakan empati ketika melihat orang lain sedih atau kesakitan (persis seperti di kisah-kisah psikopat yang biasa kita dengar). Bagi mereka tidak masalah untuk menyakiti orang lain dengan darah dingin untuk mencapai tujuan mereka.
Nah, hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa tiga aspek psikopat pada manusia yang disarankan dalam Triarchic Model of Psychopathy tersebut dapat diterapkan pada kucing juga.
Kelakuan Kucing
Kucing dapat menunjukkan ciri pertama, keberanian, misalnya, kucing suka memanjat pohon atau rumah yang sangat tinggi tanpa menunjukkan rasa takut, lalu disinhibisi misalnya, kucing tidak mematuhi perintah seperti tidak melompat ke meja dan memakan makanan pemiliknya ketika disuruh tetap duduk diam, dan kekejaman, ttanpa alasan, kucing menjadi agresif kepada pemiliknya, atau hewan lain.
Hubungan Kucing dengan Pemiliknya
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa tidak semua aspek psikopat pada kucing dapat berarti negatif bagi hubungannya dengan pemiliknya, lho. Meskipun kekejaman (misalnya, menjadi agresif kepada pemilik) dan keberanian (misalnya, menunjukkan perilaku berbahaya seperti memanjat pohon yang tinggi) dapat memprediksi hubungan yang kurang baik antara pemilik dengan kucingnya.
Namun, sebaliknya, ketidakramahan dan disinhibisi hewan peliharaan (misalnya, si kucing tidak suka dengan hewan peliharaan lain yang disayang di rumahnya) dapat memprediksi hubungan yang lebih baik dengan pemiliknya.
Nah, buat kamu pemilik kucing, apakah kamu mendapati kelakuan-kelakuan aneh tersebut pada kucing-mu? Meskipun tidak semua ciri-ciri psikopat pada kucing itu negatif, tetapi kamu perlu waspada jika itu menunjukkan hubunganmu yang kurang baik dengan hewan peliharaan itu.
Dengan mengetahui gejala di atas, kamu dapat memperbaiki hubungan dengan kucing jika sekiranya itu diperlukan dan selagi bisa.
Kucing Keras Kepala Cenderung Psikopat Bila Mereka Manusia
Kucing yang keras kepala punya kecenderungan psikopat bila mereka manusia. Fakta yang mungkin menakutkan, bukan? Tapi, itulah hasil studi peneliti dari University of Liverpool dan Liverpool John Moores University yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality edisi Desember.
Mereka mensurvei pemilik hewan peliharaan untuk menilai tingkat psikopati kucing mereka, yang didefinisikan berdasarkan standar psikologis manusia .Mengutip New York Post, peneliti mengungkapkan, sebagian besar kucing masuk dalam spektrum psikopati pada konsep psikopati “triarkis”.
Konsep ini menggunakan tingkat keberanian, kekejaman, dan rasa malu untuk mengukur gangguan kejiwaan pada orang. Peneliti menyiapkan 46 pertanyaan untuk 549 peserta survei. Pemilik kucing diminta untuk menilai kucing mereka melalui pernyataan, di antaranya:
- menyiksa mangsanya daripada langsung membunuhnya
- kucing mendominasi kucing tetangga (misalnya mengejar mereka, berkelahi dengan mereka)
- tidak terpengaruh oleh hukuman yaitu akan mengulangi perilaku yang dimarahi
- bersuara keras (misalnya mengeong) tanpa alasan yang jelas.
Tanggapan didokumentasikan pada skala lima faktor, dari “Tidak menggambarkan kucing saya” hingga “Menggambarkan kucing saya dengan sangat baik.” Selain itu, para peneliti menambahkan ketidakramahan manusia dan ketidakramahan hewan peliharaan ke skala mereka untuk menciptakan Cat Triarchic Plus, alat untuk mengukur psikopati kucing.
Peneliti Rebecca Evans kepada Vice’s Motherboard mengatakan, survei ini terilhami dari kucing peneliti. “Secara pribadi, saya juga tertarik bagaimana persepsi pemilik tentang psikopati pada kucing mereka dapat memengaruhi hubungan pemilik kucing,” lanjut Evans.
Dia mengatakan, kucingnya yang bernama Gumball mendapat skor relatif tinggi pada skala disinhibisi, yang berarti dia bisa sangat vokal, mencari kedekatan, dan bersemangat.
Rekan Evans, Minna Lyons, yang memproklamirkan diri sebagai ‘penggila kucing, mengakui Axel, kucingnya yang ‘berani’ dan suka mencuri makanan tetangga, punya tanda-tanda psikopat.
Fakta bahwa banyak kucing berada pada spektrum psikopati mungkin disebabkan oleh sifat kebinatangan mereka, kata para peneliti dalam pernyataan.
“Kemungkinan semua kucing memiliki unsur psikopati karena pernah membantu leluhur mereka dalam hal memperoleh sumber daya, misalnya, makanan, wilayah, dan peluang kawin,” kata Evans.
Related Post