
Baru-baru ini, saya telah mendengar percakapan di group milis yang membicarakan tentang perbandingan antara memiliki / mengadopsi anak dibandingkan dengan memelihara kucing serta menganggapnya sebagai bagian dari keluarga.
Saya akan menjelaskan beberapa permasalahan umum yang kerap muncul dari perbandingan diatas sehingga layak untuk kita pelajari,
1. Apakah saya tergolong “orang tua kucing” dan apakah itu hal tersebut buruk?
Bagi saya, kucing tetaplah seperti anak-anak. saya mengatakan demikian dengan tanpa banyak konteks didalam membesarkan anak. Untuk saat ini saya memang belum memiliki anak manusia. Tapi saya bisa membayangkan bahwa menjadi orangtua adalah jenis pekerjaan antara menyenangkan dan penuh kerepotan , terkadang perlu pemikiran yang mendalam tapi tak jarang pula kita melakukan “crazy-making” dan saya yakin banyak persamaan lainnya
Apakah kucing saya derajatnya akan “kurang” seperti layaknya anak kecil jikalau nanti saya juga mempunyai anak manusia ? Saya tidak akan pernah tahu. Tapi sebelumnya saya ingat pernah berbicara dengan seorang wanita yang memiliki anak-anak (manusia) beserta anjing dan kucingnya. Dia mengatakan bahwa hubungannya dengan binatang itu sama seperti hubungan eratnya dengan anak-anak manusia dan itu tidak berkurang sedikit pun .
Saya akan menjelaskan beberapa permasalahan umum yang kerap muncul dari perbandingan diatas sehingga layak untuk kita pelajari,
1. Apakah saya tergolong “orang tua kucing” dan apakah itu hal tersebut buruk?
Bagi saya, kucing tetaplah seperti anak-anak. saya mengatakan demikian dengan tanpa banyak konteks didalam membesarkan anak. Untuk saat ini saya memang belum memiliki anak manusia. Tapi saya bisa membayangkan bahwa menjadi orangtua adalah jenis pekerjaan antara menyenangkan dan penuh kerepotan , terkadang perlu pemikiran yang mendalam tapi tak jarang pula kita melakukan “crazy-making” dan saya yakin banyak persamaan lainnya
Apakah kucing saya derajatnya akan “kurang” seperti layaknya anak kecil jikalau nanti saya juga mempunyai anak manusia ? Saya tidak akan pernah tahu. Tapi sebelumnya saya ingat pernah berbicara dengan seorang wanita yang memiliki anak-anak (manusia) beserta anjing dan kucingnya. Dia mengatakan bahwa hubungannya dengan binatang itu sama seperti hubungan eratnya dengan anak-anak manusia dan itu tidak berkurang sedikit pun .

2. Apakah saya dianggap gila karena memiliki banyak kucing ?
Saya mulai mendapat anggapan aneh dari beberapa orang (tidak semua sih,..) Ketika saya mulai memiliki tiga ekor kucing bersamaan. Dahulu pernah punya rekor memelihara sampai 12 kucing. Tapi jujur, saya cenderung tidak menanggapi serius anggapan tersebut, malah justru berupaya membaca lebih dalam situasi dan lingkungan kenapa hal tersebut bisa terjadi, maksudnya kenapa orang-orang disekitar saya tidak banyak yang “care” dengan kucing.
Tapi tetap saja logikanya begini, Jika saya seorang penimbun 10 barang (dalam hal ini adalah kucing ) lalu kemudian saya mengurus mereka dengan baik, lalu disisi mana yang orang lain anggap merupakan sebuah manifestasi sebuah “bentuk” dari kegilaan saya ? disisi yang lain saya tidak ingin memiliki anak manusia yang terlalu banyak, misalkan saja sampai berjumlah 9 atau 10 anak, meskipun saya tidak akan menghakimi orang-orang yang memilikinya.
Sebagai Catlovers, kita tahu bahwa sulit untuk merasakan bahwa ada begitu banyak kucing-kucing diluar sana yang begitu membutuhkan pertolongan dan kita, apalagi saya terutama tidak dapat membantu mereka semuanya.. Apakah hal tersebut buruk ? Saya rasa tidak. Orang lain juga merasakan hal yang sama kepada anak yatim piatu dan beberapa kasus lainnya. Perasaan ini, tampaknya, merupakan bagian dari cara saya untuk terhubung, ingin ikut serta peduli dan mencoba untuk melakukan terbaik yang saya bisa. 5 atau 6 kucing adalah jumlah maksimal yang bisa dirawat berdasarkan kemampuan finansial saya sehingga mereka semua bisa mendapatkan cinta dan perawatan dengan lebih layak.
3. Apakah saya harus malu untuk mengakui bahwa kucing adalah anak-anak saya ?
Beberapa saat lalu perasaan segan ini muncul, yaitu untuk mengakui bahwa kucing dianggap seperti anak sendiri.Nampaknya terlihat aneh apabila perasaan ini tetap ada dipikiran saya. Namun bagian dari diri saya yang lain bertanya-tanya kenapa hal ini harus menjadi masalah ? Kita bicara tentang cinta di sini, dan apa yang salah dengan itu ? Cinta dan perasaan kasih sayang manusia kepada mahluk yang lain itu adalah hal yang baik. Hal ini seharusnya tidak menjadi permasalahan yang serius. Tapi terkadang kita harus berani menentukan sikap, bahkan meskipun seolah-olah kita merasa seperti sedang berjalan sendirian. Berkelana didunia blogging seperti ini, saya merasa kurang, masih belum apa-apa nya bila dibanding bertemu dengan orang-orang diluar sana yang sudah melakukan hal luar biasa untuk kucing.
Saya mulai mendapat anggapan aneh dari beberapa orang (tidak semua sih,..) Ketika saya mulai memiliki tiga ekor kucing bersamaan. Dahulu pernah punya rekor memelihara sampai 12 kucing. Tapi jujur, saya cenderung tidak menanggapi serius anggapan tersebut, malah justru berupaya membaca lebih dalam situasi dan lingkungan kenapa hal tersebut bisa terjadi, maksudnya kenapa orang-orang disekitar saya tidak banyak yang “care” dengan kucing.
Tapi tetap saja logikanya begini, Jika saya seorang penimbun 10 barang (dalam hal ini adalah kucing ) lalu kemudian saya mengurus mereka dengan baik, lalu disisi mana yang orang lain anggap merupakan sebuah manifestasi sebuah “bentuk” dari kegilaan saya ? disisi yang lain saya tidak ingin memiliki anak manusia yang terlalu banyak, misalkan saja sampai berjumlah 9 atau 10 anak, meskipun saya tidak akan menghakimi orang-orang yang memilikinya.
Sebagai Catlovers, kita tahu bahwa sulit untuk merasakan bahwa ada begitu banyak kucing-kucing diluar sana yang begitu membutuhkan pertolongan dan kita, apalagi saya terutama tidak dapat membantu mereka semuanya.. Apakah hal tersebut buruk ? Saya rasa tidak. Orang lain juga merasakan hal yang sama kepada anak yatim piatu dan beberapa kasus lainnya. Perasaan ini, tampaknya, merupakan bagian dari cara saya untuk terhubung, ingin ikut serta peduli dan mencoba untuk melakukan terbaik yang saya bisa. 5 atau 6 kucing adalah jumlah maksimal yang bisa dirawat berdasarkan kemampuan finansial saya sehingga mereka semua bisa mendapatkan cinta dan perawatan dengan lebih layak.
3. Apakah saya harus malu untuk mengakui bahwa kucing adalah anak-anak saya ?
Beberapa saat lalu perasaan segan ini muncul, yaitu untuk mengakui bahwa kucing dianggap seperti anak sendiri.Nampaknya terlihat aneh apabila perasaan ini tetap ada dipikiran saya. Namun bagian dari diri saya yang lain bertanya-tanya kenapa hal ini harus menjadi masalah ? Kita bicara tentang cinta di sini, dan apa yang salah dengan itu ? Cinta dan perasaan kasih sayang manusia kepada mahluk yang lain itu adalah hal yang baik. Hal ini seharusnya tidak menjadi permasalahan yang serius. Tapi terkadang kita harus berani menentukan sikap, bahkan meskipun seolah-olah kita merasa seperti sedang berjalan sendirian. Berkelana didunia blogging seperti ini, saya merasa kurang, masih belum apa-apa nya bila dibanding bertemu dengan orang-orang diluar sana yang sudah melakukan hal luar biasa untuk kucing.
4. Apakah hal ini akan menjadikan saya sebagai orang tua yang baik untuk kucing dibandingkan pada anak-anak manusia ?
Dalam kasus ini, saya memprediksi bahwa saya akan menjadi orang tua yang lebih baik untuk kucing daripada untuk anak manusia. Jujur, saya tidak tahu terbuat dari apakah bahan-bahan yang harus diperlukan untuk bisa merasa dekat dengan “manusia kecil”. Untuk unsur kelembutan dan rasa sabar rasanya kriteria tersebut sudah saya miliki. Pada dasarnya saya tumbuh dan sudah terbiasa dengan kucing. Apakah ini hal yang buruk? Saya rasa tidak. Kita semua datang ke dunia dengan jalannya masing-masing, melalui hal-hal baik yang kita lakukan. Apakah ada yang lebih baik dari memberi cinta dan kasih sayang didunia ini ?
Ada sebuah klise tentang bagaimana kita menemukan sebuah keluarga, dan hakikat keluarga sebenarnya kita belum tentu selalu / terbatas pada ikatan darah keluarga darah saja. Jadi saya menegaskan kembali bahwa kucing adalah bagian dari keluarga saya yang tak terpisahkan karena mereka telah memberi pelajaran serta hubungan yang paling mendalam dan pelajaran dalam hidup saya.
Related Post =
Hidupku Tak Lepas dari Kucing
Perang Melawan Kucing
ADOPT , DON'T SHOP !
Setelah Selamat Dari Kematian Kucing Ini Menjadi Perawat Full Time Di Shelter
Kucingku digigit Tawon
Dalam kasus ini, saya memprediksi bahwa saya akan menjadi orang tua yang lebih baik untuk kucing daripada untuk anak manusia. Jujur, saya tidak tahu terbuat dari apakah bahan-bahan yang harus diperlukan untuk bisa merasa dekat dengan “manusia kecil”. Untuk unsur kelembutan dan rasa sabar rasanya kriteria tersebut sudah saya miliki. Pada dasarnya saya tumbuh dan sudah terbiasa dengan kucing. Apakah ini hal yang buruk? Saya rasa tidak. Kita semua datang ke dunia dengan jalannya masing-masing, melalui hal-hal baik yang kita lakukan. Apakah ada yang lebih baik dari memberi cinta dan kasih sayang didunia ini ?
Ada sebuah klise tentang bagaimana kita menemukan sebuah keluarga, dan hakikat keluarga sebenarnya kita belum tentu selalu / terbatas pada ikatan darah keluarga darah saja. Jadi saya menegaskan kembali bahwa kucing adalah bagian dari keluarga saya yang tak terpisahkan karena mereka telah memberi pelajaran serta hubungan yang paling mendalam dan pelajaran dalam hidup saya.
- Bagaimana dengan Sobat Meongers ?
- Apakah kamu menganggap kucing sebagai anak kamu sendiri ?
- Ataukah kamu sudah memiliki anak- kecil, & bagaimana cara dibandingkannya dengan merawat kucing ?
- Lalu apakah orang-orang disekitar memberikan penilaian aneh ketika kamu mengakui dengan tegas bahwa kucing merupakan bagian dari keluarga ?
- Share pengalaman kamu dikolom komentar agar menjadi pengetahuan
- bagi teman-teman yang lain !
Related Post =
Hidupku Tak Lepas dari Kucing
Perang Melawan Kucing
ADOPT , DON'T SHOP !
Setelah Selamat Dari Kematian Kucing Ini Menjadi Perawat Full Time Di Shelter
Kucingku digigit Tawon