Menanggapi pro-kontra pada kolom komentar akun pecinta kucing tentang sterilisasi hewan, berikut merupakan opini atau pendapat saya secara pribadi.
Setiap makhluk hidup memiliki hak yang sama di dunia ini. Mulai dari hak untuk hidup berdampingan dengan makhluk hidup yang lain, mendapatkan ketenangan hidup, mendapatkan makanan, hingga memiliki keturunan.
Setiap makhluk hidup memiliki hak yang sama di dunia ini. Mulai dari hak untuk hidup berdampingan dengan makhluk hidup yang lain, mendapatkan ketenangan hidup, mendapatkan makanan, hingga memiliki keturunan.
Membahas tentang hak untuk memiliki keturunan, setiap makhluk hidup pasti ingin melestarikan keturunannya. Hal ini bukan hanya terjadi pada manusia, tapi hewan dan tumbuhan. Beberapa waktu yang lalu saya membaca beberapa postingan komunitas pecinta kucing di salah satu sosial media. Kebetulan saat itu yang dibahas adalah mencari orang tua baru bagi anak-anak bulu di shelter tersebut.
Ada seekor induk kucing yang memiliki empat ekor anak kucing yang usianya sekitar dua atau tiga bulanan. Mereka terdiri dari dua jantan dan sisanya betina. Induk kucing tersebut sudah disteril setelah melahirkan keempatnya.
Pengurus shelter pun memberikan fasilitas steril juga kepada anak-anak kucing tersebut. Tak lama setelah postingan tersebut diunggah, komentar dari para pecinta kucing pun membanjiri kolom komentar tersebut. Beberapa diantaranya setuju dan tak sedikit juga yang menentang steril untuk anak kucing.
Saya memang bukan ahli kitab maupun ahli pada ilmu kehewanan, tapi memiliki opini bahwa steril pada hewan pun harus melihat situasi dan kondisi hewan tersebut. Jika kondisinya tidak aman untuk memiliki keturunan dengan alasan mungkin ada virus atau luka di rahimnya, langkah steril menjadi pilihan wajib demi menyelamatkan nyawanya.
Berbeda lagi jika hewan tersebut masih sehat, maka lebih baik memberikan hak yang seharusnya bisa mereka dapatkan. Bagaimana jika kasus kucing yang kabarnya akan dibunuh secara masal di Australia, akibat perkembangan yang tak terkendali dan merusak ekosistem hewan asli negara tersebut? Membunuh secara masal bukan menjadi jalan keluar terbaik atas permasalahan, karena membunuh sama seperti melanggar hak asasi hewan untuk hidup di dunia dengan tenang.
Mungkin steril dan mengasingkan mereka ke tempat lain bisa menjadi alternatif yang lebih terhormat. Karena sebagai manusia, baiknya kita memiliki kewajiban untuk melayakkan hidup sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
Kesimpulannya adalah steril hewan hanya dilakukan dalam keadaan darurat seperti sakit, ancaman pemusnahan masal akibat perkembangan yang tak terkendali, atau ingin menjaga kesejahteraan hidup mereka. Untuk konsultasi langkah steril lebih lanjut, alangkah baiknya menghubungi pihak yang lebih paham dan jelas dasar ilmunya.
Sesungguhnya kebaikan dan kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, itulah sebabnya mengapa manusia diperintahkan untuk belajar dan beriman kepada-Nya. Yuk, bersama kita jaga keseimbangan ekositem agar alam tidak murka akibat kelalaian manusia.
By : dhianitha_12
Ada seekor induk kucing yang memiliki empat ekor anak kucing yang usianya sekitar dua atau tiga bulanan. Mereka terdiri dari dua jantan dan sisanya betina. Induk kucing tersebut sudah disteril setelah melahirkan keempatnya.
Pengurus shelter pun memberikan fasilitas steril juga kepada anak-anak kucing tersebut. Tak lama setelah postingan tersebut diunggah, komentar dari para pecinta kucing pun membanjiri kolom komentar tersebut. Beberapa diantaranya setuju dan tak sedikit juga yang menentang steril untuk anak kucing.
Saya memang bukan ahli kitab maupun ahli pada ilmu kehewanan, tapi memiliki opini bahwa steril pada hewan pun harus melihat situasi dan kondisi hewan tersebut. Jika kondisinya tidak aman untuk memiliki keturunan dengan alasan mungkin ada virus atau luka di rahimnya, langkah steril menjadi pilihan wajib demi menyelamatkan nyawanya.
Berbeda lagi jika hewan tersebut masih sehat, maka lebih baik memberikan hak yang seharusnya bisa mereka dapatkan. Bagaimana jika kasus kucing yang kabarnya akan dibunuh secara masal di Australia, akibat perkembangan yang tak terkendali dan merusak ekosistem hewan asli negara tersebut? Membunuh secara masal bukan menjadi jalan keluar terbaik atas permasalahan, karena membunuh sama seperti melanggar hak asasi hewan untuk hidup di dunia dengan tenang.
Mungkin steril dan mengasingkan mereka ke tempat lain bisa menjadi alternatif yang lebih terhormat. Karena sebagai manusia, baiknya kita memiliki kewajiban untuk melayakkan hidup sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
Kesimpulannya adalah steril hewan hanya dilakukan dalam keadaan darurat seperti sakit, ancaman pemusnahan masal akibat perkembangan yang tak terkendali, atau ingin menjaga kesejahteraan hidup mereka. Untuk konsultasi langkah steril lebih lanjut, alangkah baiknya menghubungi pihak yang lebih paham dan jelas dasar ilmunya.
Sesungguhnya kebaikan dan kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, itulah sebabnya mengapa manusia diperintahkan untuk belajar dan beriman kepada-Nya. Yuk, bersama kita jaga keseimbangan ekositem agar alam tidak murka akibat kelalaian manusia.
By : dhianitha_12