Olive mungkin memiliki sembilan nyawa, tetapi dia hanya memiliki tiga kaki. Namun kini, kucing belang ini setidaknya bisa berdiri tegak dengan kaki tambahan.
Ini berkat kerja keras dua mahasiswa dan tiga seniornya di Universitas Nebraska-Lincoln, Amerika Serikat. Mereka menghabiskan hampir 1,5 semester untuk mewujudkannya.
Ini berkat kerja keras dua mahasiswa dan tiga seniornya di Universitas Nebraska-Lincoln, Amerika Serikat. Mereka menghabiskan hampir 1,5 semester untuk mewujudkannya.
Harrison Grasso dan Abby Smith tergabung dalam satu kelompok untuk menyelesaikan proyek terkait dengan karier dan minat mereka, yakni prostetik. Mereka dibantu oleh Jaden Schovanec, Rachael Stanek, dan Alexandra Jensen. Proyek mereka adalah membuat kaki palsu untuk seekor kucing.
“Saya awalnya skeptis karena saya bukan pecinta kucing dan tidak terlalu menganggap prostetik sebagai bagian dari karier masa depan saya,” ujar Harrison Grasso kepada Treehugger. Namun, saya senang mengetahui bahwa saya akan mulai mengerjakan proyek yang mencakup perangkat mekanis dan pembuatan fisik untuk klien.”
Grasso dan kawan-kawannya ditantang untuk merancang dan membuat prostetik untuk Olive yang dapat disesuaikan, dilepas, dan tidak beracun. Biayanya harus kurang dari 100 dolar. Awalnya mereka membuat prototipe kaki palsu untuk Olive dengan bantuan printer 3D di Nebraska Innovation Studio. Olive kehilangan kaki kiri depan.
“Saya awalnya skeptis karena saya bukan pecinta kucing dan tidak terlalu menganggap prostetik sebagai bagian dari karier masa depan saya,” ujar Harrison Grasso kepada Treehugger. Namun, saya senang mengetahui bahwa saya akan mulai mengerjakan proyek yang mencakup perangkat mekanis dan pembuatan fisik untuk klien.”
Grasso dan kawan-kawannya ditantang untuk merancang dan membuat prostetik untuk Olive yang dapat disesuaikan, dilepas, dan tidak beracun. Biayanya harus kurang dari 100 dolar. Awalnya mereka membuat prototipe kaki palsu untuk Olive dengan bantuan printer 3D di Nebraska Innovation Studio. Olive kehilangan kaki kiri depan.
Bagian bawah dari prototipe prostetik adalah alas melengkung yang berfungsi sebagai kaki. Mereka menambahkan tapak karet neoprene di bawah untuk menambah traksi. Mereka harus menghadapi tantangan utama, yakni ketidaknyamanan Olive saat memakai kaki palsu untuk awal-awal. Mereka butuh beberapa kali pengujian agar Olive nyaman.
“Bulu Olive licin dan kulit kendur di sekitar lokasi amputasi menyulitkan pemasangan prostetik. Selain itu, Olive mampu melepaskan prostetik,” kata Grasso. Setelah penyesuaian, Olive mulai terbiasa menggunakan kaki palsunya. Dia menggunakannya untuk berjalan, bahkan melompat.
Pada akhirnya berjalan lancar, bahkan untuk Olive juga. Dia tidak hanya mendapatkan kaki palsu, tapi juga keluarga baru. Dia diadopsi oleh Beth Galles, asisten dosen yang turut membantu para mahasiswa dalam pengerjaan proyek itu. Dia menjaga Olive saat para mahasiswa sibuk.
Galles rupanya menjadi sangat kepincut dengan kucing itu sehingga keluarganya secara resmi mengadopsinya ketika proyek itu selesai.
“Bulu Olive licin dan kulit kendur di sekitar lokasi amputasi menyulitkan pemasangan prostetik. Selain itu, Olive mampu melepaskan prostetik,” kata Grasso. Setelah penyesuaian, Olive mulai terbiasa menggunakan kaki palsunya. Dia menggunakannya untuk berjalan, bahkan melompat.
Pada akhirnya berjalan lancar, bahkan untuk Olive juga. Dia tidak hanya mendapatkan kaki palsu, tapi juga keluarga baru. Dia diadopsi oleh Beth Galles, asisten dosen yang turut membantu para mahasiswa dalam pengerjaan proyek itu. Dia menjaga Olive saat para mahasiswa sibuk.
Galles rupanya menjadi sangat kepincut dengan kucing itu sehingga keluarganya secara resmi mengadopsinya ketika proyek itu selesai.
As their senior design project, @UNLincoln students Abby Smith and Harrison Grasso used Nebraska Innovation Studio's (@NIS_Makers) 3D printers to prototype a prosthetic leg for a cat. #Huskers #cats #3Dprinting #Makerspace #LNK #Nebraska pic.twitter.com/54JpLSUp8T
— NIC (@NIC_Innovates) May 14, 2021
Related Post